Madrasah hebat bermartabat- Lebih baik madrasah - Madrasah lebih baik

Breaking News

15 September 2025

Program Itu Penting, Tapi bingkailah dengan Cinta

 

Dalam dunia pendidikan, kita sering sibuk membuat rencana atau program. Ada program kerja, jadwal kegiatan, sampai target-target yang harus dicapai. Semua itu memang penting. Tanpa rencana, langkah kita bisa limbung, arah kabur, tujuan pun hilang.

Tapi ada sesuatu yang lebih halus, yang sering tidak terlihat di kertas kerja, tapi sangat menentukan: cinta.


Apakah Guru Sudah Bahagia?

Pernahkah kita bertanya: apakah guru yang setiap hari berdiri di depan kelas benar-benar bahagia? Jangan-jangan mereka mengajar sambil menahan letih, tapi tak pernah ada ruang untuk sekadar didengar. Begitu juga dengan siswa, apakah mereka merasa nyaman? Apakah sekolah benar-benar terasa seperti rumah?


Contohnya, ada sekolah yang sibuk menambah jam pelajaran, tapi lupa memberi ruang bermain. Akhirnya siswa jadi cepat jenuh, bahkan malas ke sekolah. Padahal, sedikit waktu untuk mendengar aspirasi mereka bisa membuat suasana jadi berbeda.


Dengarkan Sebelum Menyuruh

program yang hebat tidak akan berarti tanpa mendengar suara guru, siswa, bahkan wali murid. Di satu madrasah kecil, pernah ada kepala sekolah yang setiap pagi menyapa satu per satu guru, lalu bertanya ringan: “Ada yang bisa saya bantu hari ini?” Ternyata sapaan sederhana itu membuat guru merasa dihargai, dan semangat mengajar pun meningkat.


Ikhlas  dan cinta itu bahan bakar

Banyak program gagal bukan karena idenya jelek, tapi karena kurang ikhlas. Cinta membuat semua terasa ringan, walau dikerjakan dengan keterbatasan. Misalnya, lomba literasi yang awalnya sederhana dengan modal seadanya bisa jadi meriah karena semua guru terlibat dengan hati.


Semua Orang Punya Peran

Cinta itu memanusiakan manusia. Dari operator yang sibuk di ruang TU, guru yang tiap hari mengajar, sampai penjaga kebersihan yang diam-diam menjaga kenyamanan kelas. Tanpa mereka, rencana tinggal rencana, program tinggal program yang hanya tertulis di buku , hanya terpajang di papan kantor. Pernah ada sebuah madrasah yang sukses menggelar acara besar, dan di akhir kegiatan kepala sekolah justru memberikan apresiasi khusus kepada penjaga sekolah. Itu membuat semua merasa “punya tempat” dalam perjuangan.


Disiplin dengan Cinta

Program butuh ketegasan, tapi cinta membuat tegas tidak harus marah-marah. Guru bisa menegur siswa dengan lembut tapi tetap tegas, dan justru itu lebih membekas. Seperti seorang guru yang menegur siswanya dengan kalimat, “Nak, kamu itu pintar, tapi kalau terus terlambat, sayang sekali bakatmu tertutup oleh kebiasaanmu.” Teguran penuh cinta seperti itu jauh lebih efektif daripada teriakan.


Rapatkan Barisan, Bukan Cuma Rapat Rutin

Kekompakan tidak lahir dari daftar hadir rapat, tapi dari rasa saling percaya. Sekolah yang penuh cinta biasanya sering punya momen kecil di luar agenda formal: makan siang bareng, kerja bakti, atau sekadar ngopi bersama di kantin. Dari situ tumbuh kebersamaan yang nyata.


Hargai Proses, Bukan Hanya Hasil

Cinta mengajarkan kita untuk melihat perjuangan kecil sekalipun. Ada guru yang susah payah melatih anak-anak lomba meski akhirnya hanya juara harapan. Apakah kerja kerasnya tidak berarti? Justru di situlah cinta diuji: menghargai proses, bukan sekadar hasil akhir.


Silaturahmi Lebih dari Sekadar Koordinasi

Program berjalan di atas struktur, tapi cinta berjalan di atas hubungan. Seringkali, silaturahmi tanpa agenda resmi justru lebih menguatkan. Misalnya, kepala sekolah berkunjung ke rumah seorang guru yang sedang sakit. Itu bukan sekadar koordinasi, tapi bentuk cinta yang menyembuhkan.


Akhirnya, Jangan Lupa Doa

Kita boleh menyusun strategi dan program sebaik mungkin, tapi hasil akhirnya tetap bergantung pada rahmat-Nya. Cinta pada pendidikan membuat kita sadar bahwa yang menggerakkan hati murid, guru, dan semua pihak bukan hanya rencana dan program , tapi juga doa dan keberkahan

Jadi, rencana dan program itu memang penting. Tapi tanpa cinta, rencana hanyalah tulisan di atas kertas dan pajangan di papan kantor 

Cinta kepada lembaga, kepada guru, kepada anak-anak—itulah bahan bakar sejati yang menjadikan rencana hidup, bernyawa, dan bermakna.

Baca selengkapnya ...

14 September 2025

Semarak Maulid Nabi dan Penyerahan reward juara lomba


Ahad Wage, 14 September 2025 menjadi hari yang penuh berkah bagi keluarga besar Madin NU Irsyadul Aulad Assalafiyyah Undaan Lor. Dalam suasana penuh khidmat, madrasah ini menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara tersebut dihadiri oleh pengurus madrasah, dewan guru, serta para santri.

Hadir sebagai pemberi mauidhoh hasanah adalah K. Muhammad Bahauddin dari Kudus, atau yang akrab disapa Gus Bahauddin. Beliau dikenal dengan gaya ceramahnya yang lembut, komunikatif. Tidak hanya sekadar menyampaikan nasihat, Gus Baha juga pandai menyelipkan lagu-lagu sederhana yang membuat para santri larut dalam suasana, bahkan ikut menyenandungkan bersama.

Mauidhoh yang Menyentuh Hati

Dalam ceramahnya, Gus Baha menyampaikan bahwa mencintai Rasulullah SAW tidak cukup hanya dengan menggelar peringatan Maulid, tetapi harus diwujudkan dengan meneladani akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari serta memperbanyak sholawat 

Beliau mencontohkan dengan bahasa yang sederhana dan penuh humor khasnya:

"Kalau Nabi itu sabar, sampeyan kudu latihan sabar. Nabi itu ramah, sampeyan kudu ramah. Jangan mentang-mentang pinter, terus jadi sombong. Ilmu itu bakal manfaat kalau ditandangi nganggo akhlak."

Para santri semakin antusias karena Gus Baha menyampaikan pesan lewat kisah-kisah sahabat Nabi yang diselingi lagu-lagu shalawat. Alunan nada yang lembut membuat pesan dakwah lebih mudah masuk ke hati anak-anak. Bahkan, banyak santri yang tampak terharu sekaligus gembira.


Prestasi di Pekan Madaris RMI NU Kecamatan Undaan

Selain peringatan Maulid, para santri Madin NU Irsyadul Aulad Assalafiyyah juga menorehkan prestasi gemilang dalam Pekan Madaris RMI NU Kecamatan Undaan yang berlangsung pada 24 Agustus 2025 di MI Raudlatut Tholibin Sambung, Undaan Kudus.

Berikut daftar juaranya:

Juara 1

Hafalan Amsilah Tashrifiyyah (Putri): Gladis Kemala Candra

Lomba Cerdas Cermat Ke-NU-an (Beregu):

1. Khansa Amalia Putri Adila

2. Aaqila Najma Labiqs

3. Nabila Putri Annisa Priselia

Juara 2

Tahfidz Surah Yaasin (Putra): Muhammad Arya Ulin Nuha

Baca Kitab Kuning (Putra): M. Daffa

Imla’ Pegon (Putri): Alisha Khairinniswa

Juara 3

Imla’ Pegon: Alzam Hukama Adalard

Puitisasi Madin (Putra): Rakhmat Akmal Pratama

Taqdimul Qissoh (Putra): Muhammad Fahri Rozaqul Akbar

Puitisasi Madin (Putri): Syubanul Laila Ramadhani


Prestasi Tingkat Kabupaten Kudus

Tak berhenti di tingkat kecamatan, tim Cerdas Cermat Ke-NU-an Madin NU Irsyadul Aulad Assalafiyyah berhasil melaju ke Pekan Madaris RMI NU tingkat Kabupaten Kudus pada 7 September 2025. Bertempat di Gedung Muslimat NU Kudus dan SD Unggulan Muslimat Kudus, mereka kembali meraih Juara 1 dalam LCC Ke-NU-an.

Tim tersebut terdiri dari:

1. Khansa Amalia Putri Adilah

2. Aqila Najma Labiga

3. Nabila Putri Annisa Priselia

Sebagai bentuk apresiasi, dalam momen Maulid Nabi ini sekaligus digelar penyerahan sertifikat kejuaraan bagi para santri yang berprestasi, baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten. Tak hanya itu, madrasah juga memberikan reward berupa uang saku sebagai bentuk motivasi agar para santri semakin bersemangat belajar dan berjuang di ajang berikutnya.

Suasana haru dan gembira menyatu saat para santri satu per satu maju ke depan menerima penghargaan, disambut tepuk tangan para guru, pengurus, dan teman-teman mereka.

Siap Berlaga ke Tingkat Jawa Tengah

Dengan hasil tersebut, santri Madin NU Irsyadul Aulad Assalafiyyah akan mewakili Kudus dalam Pekan Madaris RMI NU tingkat Jawa Tengah yang akan digelar di Kabupaten Jepara pada 11–12 Oktober 2025 mendatang.

Semoga langkah para santri selalu dimudahkan Allah SWT, dan prestasi ini menjadi motivasi bagi seluruh santri untuk terus belajar, berjuang, dan berkhidmah melalui madrasah tercinta 

Baca selengkapnya ...

11 September 2025

Khansa Amalia, Wakil MI NU Miftahul Falah yang Siap Tampil di PORSEMA XIII Jawa Tengah

 Suasana penuh semangat benar-benar terasa di Pendapa Kabupaten Kudus pada Rabu (10/9/2025). Hari itu, Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, secara resmi melepas kontingen Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (PORSEMA) XIII yang akan berlaga di tingkat Jawa Tengah. Ajang bergengsi ini digelar pada 10–13 September 2025 di Kabupaten Wonosobo, menjadi momen penting bagi para siswa-siswi Ma’arif untuk menunjukkan bakat terbaik mereka.


Tak tanggung-tanggung, ada 343 atlet yang berangkat mewakili Kudus. Mereka adalah siswa-siswi pilihan dari berbagai jenjang pendidikan di bawah naungan LP Ma’arif PC NU Kabupaten Kudus. Dengan semangat kebersamaan, mereka siap bertanding dalam 28 cabang kejuaraan yang meliputi bidang olahraga maupun seni. Jumlah yang besar ini tentu menambah keyakinan bahwa Kudus punya potensi besar untuk bersaing di tingkat provinsi.


Dalam apel pemberangkatan, Pemkab Kudus memberikan pesan penyemangat kepada para atlet. Tidak hanya soal meraih kemenangan, namun juga bagaimana menjaga sportivitas dan menjunjung nilai-nilai kejujuran di setiap pertandingan. Harapannya, kontingen Kudus bisa tampil maksimal, membawa pulang prestasi, sekaligus mengharumkan nama daerah tercinta.


Di tengah semaraknya pelepasan itu, ada momen istimewa bagi salah satu peserta dari MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah Kudus. Ananda Khansa Amalia Putri Adilah, yang akan tampil dalam cabang Pidato Bahasa Inggris, berkesempatan foto bersama Bupati Kudus. Didampingi guru pendampingnya, Khansa terlihat begitu semangat dan penuh optimisme untuk memberikan yang terbaik. Kehadirannya juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi madrasah dan teman-teman sebayanya.


Semoga langkah para atlet muda ini menjadi awal dari torehan prestasi yang lebih besar. Dukungan masyarakat Kudus pun diharapkan bisa terus mengalir, agar semangat mereka semakin membara saat berlaga di Wonosobo. PORSEMA XIII bukan hanya soal kompetisi, tapi juga ajang silaturahmi, belajar menghargai perbedaan, dan mengasah potensi generasi muda NU untuk masa depan yang lebih cerah.

Baca selengkapnya ...

10 September 2025

Guru, dibalik senyumanmu

 

Pernahkah kita membayangkan, kalau seorang guru bisa jujur mengungkapkan isi hatinya? Mungkin ucapannya sederhana, lirih, tapi penuh makna:

“Aku juga lelah, Nak.

Namun aku simpan letihku dalam senyum, supaya kau tak melihat beratnya langkahku menuju kelas setiap pagi. Aku ikat lelahku dalam doa, agar semangatmu tak pernah padam hanya karena aku sedang payah.”



Ya, guru datang ke sekolah dengan segala tawakal. Tak jarang dengan perut kosong, pikiran penuh beban, tapi tetap berdiri tegak di depan kelas. Ia menyapa ramah, membimbing dengan sabar, dan menabur harapan lewat huruf demi huruf, lewat cerita-cerita kecil yang kelak membentuk karakter.


Ia mungkin jarang mendapat pujian, bahkan seringkali terlupakan, tapi hatinya luas karena sejak awal, ia tidak mencari sanjungan, melainkan keberkahan.


Guru bisa saja menyerah, duduk pasrah, membiarkan waktu berjalan tanpa peduli. Tapi tidak, ia memilih bertahan. Alasannya sederhana: ia yakin setiap anak adalah ladang pahala. Ilmu yang ditanamnya akan tumbuh menjadi pohon kebaikan yang rindangnya meneduhkan dunia.


Dan jika guru bisa berpesan kepada orang tua, mungkin pesannya cuma satu:

“Jangan biarkan aku berjuang sendirian"

Aku hanya punya waktu terbatas di sekolah. Jangan hanya menitipkan uang saku atau perlengkapan belajar. Tapi titipkan juga waktumu, perhatianmu, dan pelukanmu kepada anak-anak di rumah. Karena kami bukan pengganti orang tua, melainkan teman seperjuangan dalam mendidik.


Dan kepada para guru yang masih bertahan meski lelah, meski air matanya sering jatuh diam-diam di sajadah setelah seharian menguatkan anak-anak orang lain, percayalah…

Allah tahu semua letihmu. Allah tahu semua doamu.

Teruslah melangkah, walau kadang gemetar. Karena setiap kata yang kau ajarkan, setiap nasihat yang kau tanamkan, bukan sekadar pekerjaan, itu amal yang akan abadi.

Maka yakinlah…Lelahmu tidak pernah sia-sia, sebab di balik peluhmu, tumbuh generasi yang akan menerangi dunia.


Baca selengkapnya ...

07 September 2025

Pekan Madaris Madin RMI NU Kudus: Menjaga Tradisi Santri di Kota Santri


Kudus kembali mengukir sejarah dalam dunia pendidikan dan tradisi santri. Hari ini, Ahad, 7 September 2025, bertempat di Gedung Muslimat NU Kudus dan SD Unggulan  Muslimat NU Kudus digelar  Pekan Madaris Madin RMI NU Kabupaten Kudus. Acara ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus ruang aktualisasi bagi para santri madrasah diniyah se-Kabupaten Kudus.

Acara berlangsung khidmat dan penuh semangat. Hadir dalam kegiatan ini para peserta santri Madin se-Kabupaten Kudus, guru pendamping, kepala madrasah, pengurus RMI Kecamatan dan Kabupaten, serta para tokoh penting di antaranya Ketua BAZNAS Kudus dan Ketua Lazisnu Kudus, Pontren Kudus dan pengurus PCNU Kudus 


Sambutan Para Tokoh

Dalam kesempatan tersebut, beberapa tokoh menyampaikan pesan dan harapannya:

KH. Khifni Nasif M.E selaku pengurus RMI Kudus menekankan bahwa Pekan Madaris ini adalah sarana menjaga nilai dan tradisi santri di Kabupaten Kudus, yang sejak lama dikenal sebagai kota santri. “Kegiatan ini rutin. Tahun lalu MQK telah sukses terlaksana di kalangan pondok pesantren. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus istiqomah,” ujarnya.

Dr. H. Kisbiyanto selaku perwakilan dari PCNU Kudus memberikan apresiasi tinggi. “Syukur dan selamat kepada RMI Kudus yang telah melaksanakan kegiatan ini. Sangat dinamis, beragam talenta, semoga banyak prestasi yang diraih,” ucapnya. Beliau juga menyinggung tentang migrasinya Madin dari Ma’arif ke RMI NU yang diharapkan membawa semangat baru. Sambutan beliau diakhiri dengan doa dan pembukaan resmi acara melalui bacaan Al-Fatihah.

Sementara itu, KH. Afif Noor dari PD Pontren menyampaikan penghargaan kepada pengurus yang telah berupaya keras menyukseskan acara ini. Beliau berharap kegiatan tersebut mampu meningkatkan semangat dan kreativitas anak-anak Madin agar lebih baik ke depannya.


Semangat Baru Santri Kudus

Pekan Madaris ini bukan sekadar lomba atau pertemuan rutin, melainkan sebuah ikhtiar menjaga marwah pendidikan diniyah yang telah menjadi ruh santri di Kudus. Dengan adanya wadah seperti ini, para santri memiliki ruang untuk berkreasi, berprestasi, sekaligus menguatkan identitas mereka sebagai generasi penerus yang berakar pada tradisi Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah.

Di akhir acara setelah usai semua perlomaan langsung diumumkan kejuaraan masing-masing lomba sekaligus penerimaan piala dan piagam penghargaan. Adapun daftar rekap kejuaraan sebagai gambar berikut:


Semoga kegiatan ini menjadi titik tolak semangat baru dalam pengembangan Madin di bawah naungan RMI NU, serta membawa berkah bagi santri, guru, dan seluruh masyarakat Kudus.

Baca selengkapnya ...

06 September 2025

Pekan Madaris Kudus 2025: Ajang Silaturahmi dan Prestasi Santri Diniyah


Kudus sebentar lagi bakal diramaikan oleh sebuah acara besar yang ditunggu-tunggu para santri. Ya, Pekan Madaris Tingkat Kabupaten Kudus 2025 resmi akan digelar pada Ahad, 7 September 2025 di SD Unggulan Muslimat NU Kudus.


Kegiatan ini diselenggarakan oleh Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU Kabupaten Kudus sebagai wadah untuk menggali potensi, minat, dan bakat santri madrasah diniyah se-Kabupaten Kudus yang tergabung dalam organisasi RMI.. Selain itu, Pekan Madaris juga menjadi momen silaturahmi antar-santri, guru, dan seluruh pengelola Madin, sehingga ukhuwah islamiyah semakin erat.


Dengan mengusung tema “Melestarikan Tradisi, Menyiapkan Generasi Santri yang Berprestasi untuk Membangun Negeri”, acara ini bukan sekadar lomba, tapi juga bagian dari upaya menjaga tradisi keilmuan sekaligus menyiapkan santri agar siap berkiprah di tengah masyarakat.

Pekan Madaris tahun ini menghadirkan banyak cabang lomba yang pastinya seru dan bermanfaat, di antaranya: Tahfidz Surat Yasin, Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK), Cerdas Cermat Ke-NU-an, Cipta Mars Madin NU (khusus guru), Puitisasi Santri Madin, Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ), Imla’ & Pegon Hafalan Amsilah Tasrifiyah, Taqdimul Qisshoh (bercerita), Lomba Rebana

Bisa kita bayangkan, satu tempat yang mempertemukan santri dari berbagai kecamatan, masing-masing unjuk kebolehan dengan ciri khasnya.

Pekan Madaris ini akan rutin diadakan dua tahun sekali. Tidak hanya untuk mencari juara, tapi lebih pada proses pembinaan dan penguatan karakter santri diniyah. Bagi para santri, ini saat yang tepat untuk menunjukkan kemampuan sekaligus belajar menghargai kerja keras teman-temannya.

Melalui acara ini, RMI NU Kudus berharap lahir generasi santri yang tidak hanya kuat dalam ilmu agama, tapi juga tangguh, kreatif, berdaya saing, dan siap mengabdikan diri untuk masyarakat dan bangsa.

Baca selengkapnya ...

04 September 2025

Madrasah, rumah kedua membangun karakter.

Madrasah yang hebat lahir dari suasana yang hangat, penuh semangat belajar, dan sarat dengan nilai-nilai keagamaan serta akhlak mulia. Nah, salah satu kunci untuk mewujudkan iklim positif itu adalah melalui pembiasaan baik yang dijaga secara konsisten (istiqomah).



Iklim positif di madrasah bukan cuma sekadar kelas yang ceria atau lingkungan yang rapi, tapi lebih dari itu: sebuah ekosistem yang menumbuhkan disiplin, empati, semangat gotong royong, dan rasa tanggung jawab. Dan percayalah, perubahan besar itu selalu dimulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari.

Kegiatan ziarah para pendiri dan sesepuh madrasah 


Bayangkan jika setiap pagi guru menyambut murid dengan senyum dan salam, anak-anak terbiasa antre dengan tertib, sebelum belajar mereka membersihkan kelas bersama-sama, atau rutin membaca Al-Qur’an di awal pelajaran. Kelihatannya sederhana, tapi jika dilakukan terus-menerus, dampaknya luar biasa. Anak-anak belajar disiplin, punya rasa peduli, dan terbiasa menanamkan kebaikan sejak dini.


Namun, ada satu hal penting yang tak boleh dilupakan: istiqomah. Tanpa konsistensi, semua pembiasaan itu hanya akan jadi formalitas. Karena itu, seluruh warga madrasah—guru, tenaga kependidikan, hingga siswa—perlu punya komitmen bersama. Pembiasaan baik harus jadi “napas” keseharian, bukan sekadar seremonial.


Guru punya peran penting lewat teladan nyata. Ketika guru menunjukkan sikap sabar, disiplin, dan penuh kasih, siswa pun akan menirunya. Begitu juga kepala madrasah, ketika mau menyapa dengan hangat, mendengar aspirasi, dan membuka ruang dialog, maka terciptalah rasa nyaman dan memiliki bagi semua. Nilai-nilai positif yang ditanamkan dengan cinta akan menjadikan madrasah seperti rumah kedua—tempat yang menentramkan sekaligus membangun karakter.


Maka mari kita bangun iklim positif madrasah bukan hanya lewat wacana indah, tapi lewat aksi nyata. Mulailah dari diri sendiri, dari hal kecil, lalu jaga dengan istiqomah. Biasakan yang benar, dan jangan biasakan yang salah.


Karena sejatinya, madrasah bukan hanya tempat mencari ilmu, tapi juga ladang menanam karakter yang akan tumbuh sepanjang hidup anak-anak kita. Dan ingat, istiqomah dalam kebaikan adalah kunci agar perubahan itu terus hidup dan berbuah manis.


Baca selengkapnya ...
Designed Template By Blogger Templates - Powered by Kabarmadrasah.com