PROGRAM
GERAKAN LITERASI MADRASAH (GaLiH)
MI
NU MIFTAHUL FALAH UNDAAN TENGAH KUDUS
Pengertian Literasi Madrasah dalam konteks GaLiH adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara. GaLiH merupakan sebuah upaya madrasah yang dilakukan madrasah sebagai organisasi pembelajaran yang literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Adapun tujuannya untuk
menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem
literasi madrasah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Madrasah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
Selain itu bertujuan juga agar menumbuhkembangkan budaya literasi di madrasah; meningkatkan kapasitas stakeholder dan lingkungan madrasah agar literat; menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar stakeholder madrasah mampu mamanagepengetahuan; menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
GaLiH di MI NU Miftahul
Falah diharapkan akan menciptakan ekosistem pendidikan di MI yang literat.
Ekosistem pendidikan yang literat adalah lingkungan yang menyenangkan dan ramah
peserta didik, sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar; semua
warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama; menumbuhkan
semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan; memampukan warganya cakap
berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan
mengakomodasi partisipasi seluruh warga madrasah dan lingkungan eksternal MI
Pelaksanaan Program Gerakan
Literasi Madrasah Ibtidaiyyah NU Miftahul Falah melalui kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
1. Membaca
buku cerita/pengayaan selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai one day one
riding. Kegiatan membaca yang dapat dilakukan adalah membacakan buku dengan
nyaring (read aloud) dan membaca dalam hati (sustained silent reading)
2. Memperkaya
koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit membaca.
3. Meningkatkan
kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan menggunakan buku
pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.
4. Memfungsikan
lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah,
antara lain perpustakaan, pojok baca kelas, area baca, kebun sekolah,
kantin, UKS, dll. Untuk menumbuhkan minat baca warga madrasah, bahan kaya teks
5. Melibatkan
komunitas di luar sekolah yaitu misalnya pihak
PKL dan KKN dari Madrasah Aliyah dan Perguruan Tinngi yang sedang
bekerjasama dalam pengembangan sarana literasi, serta pengadaan buku-buku
koleksi perpustakaan dan pojok baca kelas.
6. Memilih
buku bacaan yang baik .
7. Menyediakan
sarana perpustakaan yang representatif, pojok baca di tiap kela
GaLiH di MI NU Miftahul
Falah dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan madrasah.
Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas madrasah (ketersediaan fasilitas, sarana,
prasarana literasi), kesiapan wargamadrasah (peserta didik, tenaga guru, orang
tua, dan komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem pendukung lainnya
(partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang
relevan).
Untuk memastikan
keberlangsungannya dalam jangka panjang, GaLiH di MI NU Miftahul Falah Undaan
Tengah dilaksanakan dalam Sanggar Bahasa yang berupa latihan baca puisi,pidato, MC (Pembawa Acara) maupun dongeng
Adapun prinsip-prinsip
kegiatan membaca antara lain :
- Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku bacaan, bukan buku teks pelajaran.
- Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari rumah.
- Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini tidak diikuti oleh tugas-tugas menghafalkan cerita, menulis sinopsis, dan lain-lain.
- Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini dapat diikuti dengan diskusi informal tentang buku yang dibaca/ dibacakan, atau kegiatan yang menyenangkan terkait buku yang dibacakan apabila waktu memungkinkan. Tanggapan dalam diskusi dan kegiatan lanjutan ini tidak dinilai/dievaluasi.
- Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini berlangsung dalam suasana yang santai dan menyenangkan.Guru menyapa peserta didik dan bercerita sebelum membacakan buku dan meminta mereka untuk membaca buku.
Kegiatan membaca
dan penataan lingkungan kaya literasi pada tahap pembiasaan antara lain :
1. Membaca
buku cerita/pengayaan selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan
membaca yang dapat dilakukan adalah membacakan buku dengan nyaring dan membaca
dalam hati .
2. Memperkaya
koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit membaca.
3. Memfungsikan
lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana perpustakaan, pojok baca di
tiap kelas
4. Melibatkan
komunitas di luar sekolah seperti perpustakaan keliling ataumpihak
lain(PKL,KKN) dalam kegiatan 15 menit membaca dan pengembangan sarana literasi,
serta pengadaan buku-buku koleksi perpustakaan dan sudut buku kelas.
5. Memilih
buku bacaan yang baik .
Sarana literasi
mencakup perpustakaan sekolah, pojok baca kelas, dan area baca. Perpustakaan
berfungsi sebagai pusat pembelajaran di MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah.
Pengembangan dan penataan perpustakaan menjadi bagian penting dari pelaksanaan
gerakan literasi MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah dan pengelolaan pengetahuan
yang berbasis pada bacaan. Perpustakaan yang dikelola dengan baik mampu
meningkatkan minat baca peserta didik MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah dan menjadikan
mereka pembelajar sepanjang hayat. Perpustakaan MI NU Miftahul Falah Undaan
Tengah sangat berperan dalam mengkoordinasi pengelolaan pojok baca kelas, area
baca, dan prasarana literasi lain di MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah
Fungsi perpustakaan MI
NU Miftahul Falah Undaan Tengah adalah
sebagai pusat pengelolaan pengetahuan dan sumber belajar yang dikelola oleh guru
yang diberi tugas sebagai seksi perpustakaan.
Pojok Baca Kelas
adalah sebuah sudut di kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku bacaan dan
karya peserta didik yang ditata secara menarik untuk menumbuhkan minat baca
peserta didik. Pojok Baca Kelas berperan sebagai perpanjangan fungsi
perpustakaan MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah, yaitu mendekatkan buku kepada
peserta didik. Pojok Baca Kelas dikelola oleh guru, peserta didik, dan orang
tua
Untuk menumbuhkan
budaya literasi di lingkungan sekolah, ruang kelas perlu diperkaya dengan
bahan-bahan kaya teks. bahan kaya teks diantaranya adalah:
1. karya-karya
peserta didik berupa tulisan, gambar, atau grafik;
2. poster-poster
yang terkait pelajaran, poster buku, poster kampanye membaca, dan poster
kampanye lain yang bertujuan menumbuhkan cinta pengetahuan.
3. dinding
kata; papan buletin
4. label
nama-nama peserta didik /setiap benda di ruang kelas; mainan alfabet
5. jadwal
harian, pembagian kelompok tugas kelas;
6. surat,
resep, kupon, kliping, foto kegiatan peserta didik;
7. buku
dan sumber informasi lain (koran, majalah, buletin);
8. perangkat
berkarya dan menulis seperti alat tulis, alat warna, alat gambar,
kertas gambar, kertas bekas, busa, kertas prakarya, surat,
kertas surat, amplop, koran bekas, kertas sampul, dll;
9. ucapan
selamat datang dengan bermacam bahasa sesuai brand kelas masing-masing,
kata-kata yang memotivasi di sepanjang teras sekolah, dan tempat-tempat lain
yang mudah dilihat; dan
One Day One
Writing. Siswa untuk dapat bercerita ia butuh
banyak pengalaman baik dengan cara membaca, mendengar, melihat, maupun mengalami.
Tetapi untuk dapat menulis mesti dilengkapi dengan inovasi, imajinasi dan
kreatifitas.
Saat dicoba pada
orang-orang sekeliling kita tentang kalimat apa yang biasa ditulis di awal
cerita, maka data yang paling banyak kita peroleh diantaranya adalah
kalimat pada suatu hari, mulai dari anak-anak, remaja,
bahkan diantara wali murid pun menyampaikan hal yang sama, ini menjadi
perhatian tersendiri akan arti pentingnya kreatifitas, inovasi dan
imaginasiyang musti diajarkan, diingatkan dan dikembangkan dalam sebuah
kegiatan pembiasaan agar menulis menjadi baik bagi siswa kita.
One Day One Writing
merupakan kegiatan siswa, yang diprogramkan sekolah yang didampingi guru dan
dilaksanakan siswa setiap hari di madrasah, siswa yang tidak
kreatif/inovatif/imajinatif cenderung menggunakan kalimat yang sama, contoh
dalam hal judul di hari Senin siswa menulis cerita yang berjudul Pergi
ke Rumah Nenek, esoknya hari selasa judulnya Pergi ke Rumah
Kakek, hari Rabu judulnya Pergi Ke Desa.
Penggunaan kalimat di awal cerita hari senin sampai Jumat diawali oleh
kalimat Pada suatu hari bahkan terjadi di
mayoritas siswa dalam kelas, tentunya ini tidak akan pernah terulang karena
selalu diingatkan dan dibimbing oleh Bapak/Ibu Guru. Kelas kecil menulis
pantun, puisi, sajak, maupun puisi dan kelas besar menulis cerita
Kegiatan One Day One Writing muaranya adalah tumbuhnya Sikap religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggungjawab akan
terbentuk.
Kamis religius. Suatu hal baik yang tidak dibiasakan akan kalah dengan sesuatu hal buruk yang senantiasa dibiasakan (Umar bin Khattab), terlalu sering kita lihat karakter seseorang tampak dari kebiasaan, oleh karenanya pembiasaan berkarakter musti terus dibiasakan dalam keseharian
Kamis
religius di hari Kamis adalah upaya membiasakan perilaku berkarakter
siswa yang tidak hanya di madrasah namun saat di luar madrasah, di rumah, dan
di masyarakat pun tetap membiasakan hal yang baik dalam setiap perilakunya.
Pola kegiatan Kamis religius di hari Kamis MI NU Miftahul Falah
Undaan Tengah adalah rutinitas pekan-an
(mingguan) bagi seluruh siswa untuk membaca wadhifah sebagai berikut :
1. Yasiinan
2. Hafalan
Juz 30 (Surah Pendek)
3. Al-barzanji
4. Tahlil
Manfaat
yang dirasakan dari kegiatan Kamis Religius adalah:
1. Ketaatan
keagamaan secara alamiah berkat pembiasaan dalam membaca Alqur’an,
2. Bertambahnya
kecintaan kepada Allah, rasulnya, wali-wali Allah, orang tua
3. Sedini
mungkin mampu membaca Alquran, Al-barzanji dan tahlil sebaga amalan Ahlus
Sunnah Wal jamaah An nahdhiyyah