Ada beberapa adab dan etika yang
perlu diperhatikan oleh seorang guru ketika hendak mengajar. Dalam kitab Adabul
Alim wal Muta'allim karya Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari RA secara
gamblang dituturkan tentang adab-adab tersebut.
Adab ini sangat penting karena
kedudukannya dibanding ilmu itu sendiri. Dalam keterbatasan kami mengaji , maka ijinkan
kami menyampaikan sekilas diantara beberapa adab guru dalam mengajar sebagai berikut :
o
Bersuci
dari hadas dan najis, membersihkan diri, memakai wewangian dan mengenakan
pakaian terbaik dengan niat untuk memuliakan ilmu dan mengagungkan
syariat Allah.
o
Guru
hendaknya meniatkan aktivitas mengajarnya sebagai upaya mendekatkan diri kepada
Allah ta'ala, menyebarkan ilmu, menghidupkan agama Islam,
menyampaikan hukum-hukum Allah ta'ala, menambah ilmu dan niat-niat
kebaikan lannya
o
Tatkala
berangkat dari rumah, hendaknya berdoa sesuai dengan doa yang telah
diajarkan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang artinya :
“ Ya
Allah aku berlindung kepada-Mu dari berbuat sesat atau disesatkan,
tergelincir atau digelincirkan, menzalimi atau dizalimi, melakukan
kebodohan atau dibodohi orang lain. besar perlindungan-Mu dan mulia
sanjungan-Mu. tidak ada Tuhan selain-Mu”
Kemudian
disambung dengan bacaan yang artinya :
”Dengan menyebut nama Allah,
aku beriman kepada Allah, aku berpegang teguh pada Allah, aku
bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali izin
Allah. Ya Allah teguhkan hatiku dan tampakkan kebenaran pada lidahku”
o
Dan
terus berdzikir sepanjang perjalanan sampai tiba di tempat mengajar.
Ketika tiba di tempat mengajar, guru hendaknya mengucapkan salam.
o
Hindari
duduk berdesakan, menggerak-gerakkan tangan yang tidak perlu, atau
menyilangkan jari-jari tangan kanan pada jari-jari tangan kiri,
mengitarkan pandangan pada hal-hal yang tidak penting dan bersenda gurau
serta banyak tertawa, karena yang demikian itu dapat mengurangi wibawa guru dan
merupakan perbuatan yang tidak sopan
o Jangan
sekali-kali mengajar dalam keadaan sangat lapar dan haus, atau keadaan
susah, marah, mengantuk, dan keadaan cuaca yang begitu dingin atau
panas yang mengganggu
o
Hendaknya
guru duduk di tempat yang terlihat
o Bersikap
lemah lembut kepada hadirin yang lain dan tetap memuliakan mereka dengan tutur
kata yang sopan ,wajah yang berseri-seri, dan sikap hormat yang baik
o Berdiri
ta'dhim untuk para ulama besar Islam, memandang hadirin dengan pandangan yang
tertuju bila diperlukan. Memandang dengan penuh perhatian dan
keseriusan terhadap orang yang berkata atau bertanya kepadanya, meskipun orang
itu masih belia atau bermartabat rendah, karena sikap seperti itu mencerminkan
ketawadhuan yang jauh dari kesombongan
o
Sebelum
memulai pelajaran, hendaknya guru membaca ayat Alquran agar terberkati
dan memperoleh keberuntungan, selalu berdoa untuk kebaikan dirinya, para
hadirin, segenap orang Islam, dan bila madrasah yang ditempati
merupakan wakaf, maka berdoa juga untuk pewakaf agar amal perbuatannya
mendapatkan balasan dan keinginannya terkabulkan, kemudian membaca
taawudz, basmalah, hamdalah, dan shalawat teruntuk Baginda
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam beserta keluarga dan
sahabatnya, dan memohon kepada Allah ta'ala agar meridhoi para ulama
panutan kaum muslimin.
o
Dalam
menyampaikan materi, hendaknya guru mengerti kapan seharusnya dia terus
dan kapan seharusnya berhenti pada titik-titik pembahasan.
o Guru
hendaknya menghindari penjelasan panjang yang membosankan atau penjelasan
pendek yang tidak memahamkan, ketika mau memberikan penjelasan panjang
lebar, hendaknya guru mempertimbangkan sisi manfaatnya bagi para
hadirin. Tidak membahas atau mengurai suatu masalah kecuali pada
waktunya, Tidak terburu-buru atau menunda-nunda kecuali bila dibutuhkan
o
Tidak
baik bagi guru mengeraskan suaranya bila tidak perlu, atau memelankan
suara yang membuat upaya pemahaman kurang maksimal. Yang baik adalah
sekiranya suara guru tidak sampai terdengar keluar majelis tapi tetap terdengar
dengan jelas oleh para hadirin. Al khathib al Baghdadi meriwayatkan bahwa Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wa Sallam pernah bersabda :
“ Sesungguhnya
Allah ta'ala suka suara yang rendah dan halus, dan benci suara yang
lantang”
o Kalau
di antara hadirin ada orang yang punya gangguan pendengaran, maka tidak
apa-apa melantangkan suara sampai batas yang dapat didengar oleh orang
tersebut. Dalam berbicara tidak boleh terlalu cepat. tapi dengan
perlahan-lahan dan tersusun supaya dia dan para audien punya kesempatan
berpikir
o Jika
guru ditanya perihal sesuatu yang dia tidak tahu jawabannya, maka katakan
saja “Tidak tahu” atau “ Tidak mengerti”,
sebab dalam hal ini, perkataan “tidak tahu” merupakan tanda ilmu.
Sebagian ulama berkata, “perkataan tidak mengerti sebagian dari ilmu “
o
Hendaknya
guru bersikap santun dan ramah pada orang yang baru ikut pengajiannya
supaya orang itu merasa tentram, sebab setiap orang baru pasti merasa
kurang nyaman. Jangan terlalu banyak memperhatikannya karena itu
bisa membuatnya malu.
o Dan
setiap selesai pelajaran, guru hendaknya mengatakan “ Allah
Maha Tahu” ( wallahu A’lam ) yang sebelumnya dimulai dengan perkataan
yang mengindikasikan penutupan pelajaran seperti perkataan. “ pelajaran
telah berakhir dan pelajaran selanjutnya pada pertemuan berikut Insya Allah”
o
Seseorang
tidak diperkenankan mengajar jika dia tidak memiliki kualifikasi sebagai
pengajar. tidak menyebutkan satu materi yang tidak dia kuasai,
sebab hal yang demikian itu merupakan tindakan yang mempermainkan agama dan melecehkan
orang lain
Demikian diantara beberapa adab seorang guru dalam mengajar, yang kami ambil dari kitab karya Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari RA. Semoga membawa kemanfaatan dan keberkahan bagi kita semua. Dan semoga kita mampu mengamalkannya, Aamiin
Untuk melihat lebih jauh tentang semua postingan blog kabarmadrasah ini,, silakan kunjungi [ Daftar Isi ]
Semoga bermanfaat dan jangan lupa klik tombol like dan Share Terima Kasih