Rasulullah SAW
bersabda,
Ø£َØَبُّ
الْØ£َعْÙ…َالِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ اللَّÙ‡ِ Ø£َدْÙˆَÙ…ُÙ‡َا ÙˆَØ¥ِÙ†ْ Ù‚َÙ„َّ
“Amalan yang paling
dicintai Allah adalah yang dikerjakan
terus-menerus meskipun sedikit.”
Oleh karena itu, jangan
sepelekan amal yang kelihatan remeh menurut kita. Yang terpenting hati kita ikhlas dalam melakukannya. Hanya melakukannya karena untuk mendapatkan ridho Allah (lillahi
ta'ala).
Beramallah sebanyak
mungkin, semampu kita, bukan seenak kita dan pilihlah amal yang bisa dikerjakan
secara istiqomah (mudawamah). Jangan remehkan satu amal pun yang pernah kita
kerjakan. Entah itu menyingkirkan duri di jalanan, tersenyum dengan teman, merasa
iba dengan seorang tua renta yang masih bekerja seraya mendoakan kesehatan dan
kelancaran rezekinya, memungut sampah, menata sandal para jamaah sholat atau pengajian , memudahkan urusan orang , memberi makan kucing dan lain sebagainya
Dalam sebuah kisah yang masyhur, diceritakan bahwa setelah Imam Ghazali wafat, seseorang bermimpi bertemu dengan beliau dan bertanya,
"Bagaimana Allah swt memperlakukanmu?"
Lalu Imam Ghozali menjawab,
"Dia mengampuniku."
"Amal apa yang
menyebabkan Allah swt mengampunimu?"
Lalu Imam Ghazali menjawab,
"Suatu hari, ketika aku sedang menulis, tiba-tiba seekor lalat hinggap di
penaku. Kubiarkan ia minum tinta itu hingga puas."
Jadi, tidak hanya karena sholat dan puasa yang banyak. Atau kebaikan-kebaikan lain yang tak terhitung
yang pernah beliau lakukan.
Ketahuilah, amal yang
bernilai tinggi adalah amal yang dianggap kecil dan dipandang remeh oleh nafsu.
Sedangkan amal yang dipandang mulia dan bernilai oleh nafsu, pahalanya dapat
sirna, baik karena pelakunya, amal itu sendiri, ataupun karena orang lain yang
berada di sekitarnya."
Terkadang dan biasanya pada awalnya dalam melaksanakan suatu kebaikan itu terasa berat. namun pada akhirnya penuh dengan kenikmatan,
jika sudah terbiasa.
Sebuah perumpamaan bagi yang berbuat kebaikan adalah ibarat seorang pendaki gunung yang terjal. Ia tak akan tenang sebelum sampai ke puncaknya. Sedangkan keburukan, awalnya terasa manis namun akhirnya kelak terasa berat.
Sedangkan perumpamaan seseorang yang melakukan keburukan adalah ibarat seorang yang jatuh
dari puncak gunung atau atap sebuah rumah. Ia baru akan merasa kesakitan setelah
mendarat di tanah.
Demikian sepenggal
artikel, semoga memotivasi kita dalam berbuat kebaikan meskipun terlihat ringan
dan remeh.
www.kabarmadrasah.com
Terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.jangan lupa baca artikel :Download RPP Kelas 1 Kurikulum 2013 Revisi 2017