Suatu hari ada
seseorang mengunjungi Sayyidina Anas bin Malik ra yang sedang mengusap wajahnya
dengan sapu tangan.
Beliau lalu
memberikannya kepada pembantunya seraya berkata:
"Bersihkan sapu
tangan ini..."
Didepannya terdapat
tungku api yang sedang menyala.
Tiba-tiba pembantu itu
melemparkan sapu tangan tadi ke dalam kobaran api tersebut, padahal sapu tangan
itu terbuat dari secarik kain.
Sang tamu
terheran-heran, lalu berkata:
"Apa yang
dilakukan pembantu ini,apakah ia mau membakar sapu tangan itu, tuan guru?
Ternyata api tadi
membakar semua kotoran yang ada di sapu tangan tersebut.
Menggunakan sebuah
ranting kayu, pembantu tersebut mengeluarkan sapu tangan dari kobaran api dalam
keadaan bersih.
Ia pun terheran-heran
Sang pembantu lalu
mendinginkan sapu tangan itu, lalu menyerahkannya kepada Sayyidina Anas ra.
"Kamu heran
menyaksikan peristiwa ini ya?
Kata Sayyidina Anas ra
kepada tamunya.
"Bagaimana aku
tidak terheran-heran, api itu membakar semua kotoran, sedangkan sapu tangan itu
tidak terbakar. "
Kata tamu tersebut
Sayyidina Anas
menjawab:
"Sapu tangan itu
dulunya milik Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam, Beliau biasa menggunakan
untuk mengusap wajah beliau. Dan sesungguhnya api tidak akan mampu membakar
sesuatu yg menyentuh wajah para Nabi. "
Sapu tangan yang
menyentuh wajah Rasullullah Shallallahu Alaihi Wassallam, ia pun beradab
kepadanya.
Kutipan ceramah Al Habib Umar bin Hafidz
www.kabarmadrasah.com
Terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.jangan lupa baca artikel : Menyemai kader nahdhiyyah dengan Tahlil