Sebagai upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Indonesia, maka ada kebijakan untuk belajar di rumah bagi anak-anak sekolah . Libur sekolah yang lebih tepatnya adalah belajar di rumah tampaknya membuat pusing sebagian besar orang tua. Mereka kewalahan dan pontang-panting dengan mengganda profesi ibu rumah tangga plus jadi guru sementara. Barulah kita sadar bahwa selama ini banyak tertolong dengan adanya guru.
Pahlawan tanpa tanda jasa ia disebut. Ibarat pelita yang menjadi penerang dalam gulita. Tugasnya banyak, dari mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan yang utama ialah mendidik.
Islam pun memuliakan mereka dengan menggolongkannya sebagai orang-orang yang beruntung dan mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Allah SWT berfirman,
يَرْفَعِ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ
وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadalah:11)
Sebenarnya sekolah utama dan pertama si anak adalah ibu dan lingkungan keluarganya. Para orang tua harus bisa menjadikan momen lockdown ini sebagai moment spesial bersama anak dan keluarga.
Jika
kurang mampu mengelola dan menciptakan suasana belajar efektif di rumah, maka orang tua
bisa stres. Hingga akhirnya banyak putra-putri yang dibiarkan tanpa pengawasan, nonton televisi hiburan, bermain
gadget , sehingga akan mengakibatkan gairah belajar turun saat masuk kembali
ke sekolah. Pelajaran dan materi yang telah diajarkan oleh bapak/ibu guru pun
semua seolah hilang entah kemana
Ciptakan suasana menarik dan asyik. Jalin komunikasi dan kedekatan lebih kepada anak. Dan islam dibangun atas pondasi ilmu dan pengetahuan. Nabi Muhammad SAW juga selalu mengutamakan ilmu dan menganjurkan ummatnya untuk menuntut ilmu. Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْنِي مُعَنِّتًا وَلَا مُتَعَنِّتًا وَلَكِنْ بَعَثَنِي مُعَلِّمًا مُيَسِّرًاً
Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak mengutusku untuk memaksa orang atau menjerumuskannya, akan tetapi Dia mengutusku sebagai seorang pengajar dan memudahkan urusan"
Mu'awiyah
bin Hakam berkata,
مَا
رَأَيْتُ مُعَلِّماً قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ أَحْسَنَ تَعْلِيْماً مِنْهُ
“Belum pernah aku melihat orang yang lebih baik pengajarannya selain beliau (Nabi Muhammad SAW).”
Dalam riwayat dari Abu Dawud disebutkan,
فَمَا رَأَيْتُ مُعًلِّماً قَطٌّ أَرْفَقُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم
“Aku belum pernah melihat seorang pendidik yang lebih santun dari Rasulullah SAW.”
Tirulah Nabi yang mulia ketika menjadi pendidik, Wahai Ibu...
Jadikan
saat ini , dimana liburan sekolah yang begitu panjang akibat kondisi wabah
COVID-19 ini, sebagai ladang pahala yang
semakin luas untukmu. Bayangkan, 1 ayat, atau 1 huruf yang kau ajarkan untuk
anakmu, akan bernilai pahala jariyah untukmu meski ragamu telah tiada.
Karena Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
"Jika seorang manusia mati maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu: Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya."
www.kabarmadrasah.com
Terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.jangan lupa baca artikel :Download RPP Kelas 1 Kurikulum 2013 Revisi 2017