تعلم فليس المرء
يولد عالما وليس اخو علم كمن هو جاهل
"Belajarlah!
Seseorang tidak dilahirkan sebagai seorang alim,
Pemilik ilmu tidak seperti
seorang bodoh."
Inilah salah satu bait
sya'ir yang dibuat oleh Imam Syafi'i.
Abu Abdillah Muhammad
bin Idris atau lebih dikenal Imam Syafi'i.
Kealimannya di bidang
fiqih telah diketahui orang-orang di seluruh dunia.
Bahkan lebih dari
setengah orang-orang muslim di dunia mengikuti madzhabnya. Namun ternyata di
balik kisah kehebatannya terdapat kisah tersembunyi yang tak diketahui oleh
orang-orang.
Imam Syafi'i lahir di kota Ghaza di tahun 150 Hijriyyah. Tepat dengan tahun kematian Imam Abu Hanifah, imam orang-orang yang bermadzhab Hanafiyy. Imam Syafi'i telah menjadi yatim sejak kecil. Dan beliau dibesarkan sendiri oleh ibunya.
Ia bukan terlahir di
keluarga yang kaya raya. Namun walau begitu sang ibu tak pernah menyampingkan
pendidikan ilmu syari'at dari Imam Syafi'i. Dan sejak kecilnya Imam Syafi'i
memang dikenal dengan kecerdasannya.
Suatu hari guru Syafi'i
kecil terlambat datang ke majelisnya. Dengan berani Syafi'i kecil berdiri untuk
menggantikan gurunya mengajar teman-temannya. Sejak saat itu, sang guru tahu
bahwa Syafi'i bukan anak biasa.
Ia pun memperhatikan
Syafi'i kecil dan memutuskan untuk membebaskan biaya pendidikan Syafi'i. Dengan
syarat ia mau mengajarkan teman-temannya jika sang guru terlambat atau
berhalangan hadir.
Baca Juga
Imam Syafi'i berkata,
"Saat membaca buku, aku mendengar guruku sedang mengajari seorang anak tentang
ayat Alquran. Aku pun mulai mengahafalnya. Ketika guru selesai mendiktekan
semua ayat untuk murid-muridnya, biasanya aku sudah menghafalnya terlebih
dahulu. Suatu hari guruku berkata padaku, 'Tak layak bagiku untuk memungut
bayaran sepeser pun darimu."
Dan masa muda Imam
Syafi'i tak pernah digunakan dengan sia-sia. Waktu kosongnya ia habiskan untuk
berada di masjid dan duduk bersama para ulama.
Mengambil pelajaran dan
faedah dari mereka.
Setelah merampungkan
hafalan Alqurannya, ia pun mulai tertarik menghafalkan hadits. Perpustakaan
adalah tempat bersantainya.
Dan di waktu inilah
telah mengahafal kitab Al-Muwaththa' karangan Imam Malik, yang kelak akan
menjadi gurunya.
Imam Syafi'i bercerita,
"Aku telah menghafal Alquran saat aku berumur tujuh tahun, dan berhasil
menghafal Al-Muwaththa' saat aku berujur sepuluh tahun."
Imam Syafi'i bukan
hanya ahli dalam bidang fiqih. Tapi beliau juga ahli dalam membuat sya'ir. Berbagai macam sya'ir
pun yang beliau karang, dari tema ilmu hingga persahabatan.
Semoga artikel singkat ini dapat memacu semangat kita untuk terus belajar dan
tawadu dengan apa-apa yang ingin kita raih, Amin
www.kabarmadrasah.com
Terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.jangan lupa baca artikel :Download RPP Kelas 1 Kurikulum 2013 Revisi 2017