Ketahuilah saudara dan
sahabatku semua bahwa selalu ada hikmah
di balik setiap ketetapan Allah Ta'ala
atas hamba-Nya, termasuk musibah atau cobaan yang menimpa
Di
antara hikmah dari musibah adalah :
1. Menghancurkan
kesombongan dan rasa bangga pada diri seseorang, baik terhadap amalan maupun
hartanya, sehingga menimbulkan sikap pengakuan akan kelemahan dirinya di
hadapan Allah dan membuatnya semakin mendekatkan diri pada Rabb-Nya yang
menggenggam penawar atas kesedihannya. Dengannya Allah Ta'ala semakin mencintai
hamba ini.
2. Menambah
kepekaan dan empati terhadap musibah yang dirasakan orang lain sehingga
mendorong seseorang untuk meringankan beban orang lain.
3. Menyadarkan
seseorang bahwa sesuatu merupakan nikmat (setelah ia kehilangannya, seperti
kesehatan, dll) dan menambah kesyukuran seseorang terhadap nikmat yang selama
ini ia lalaikan.
Jadi terimgat lirik lagu bang H. Rhoma Irama yang berbunyi : Kalau sudah tiada baru terasa, bahwa kehadirannya sungguh berharga
4. Menggugurkan
dosa-dosa dengan kesabarannya dalam menghadapi musibah. Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Tidak ada yang
menimpa seorang muslim, berupa kepayahan, kesakitan, duka cita, kesedihan,
gangguan, dan kesusahan, hingga duri yang menusuknya kecuali dengan sebab itu
Allah menggugurkan dosa- dosanya,”
(HR. Bukhari).
Hal inilah yang dimaksud
oleh hadits yang diriwayatkan oleh Suhaib bin Sinan bahwa Rasulullah
shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Alangkah mengagumkan keadaan orang
yang beriman, karena semua keadaannya adalah kebaikan, dan ini hanya ada pada
seorang mukmin; jika dia mendapat kesenangan dia bersyukur, maka itu baik bagi
dirinya, dan jika ditimpa kesusahan dia bersabar, maka itu kebaikan bagi
dirinya,”
(HR. Muslim no. 2999).
Allah Ta'ala berfirman
(yang artinya), “Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci
kepadamu,”
(QS. aḍ-Ḍuḥā:3).
Lantas apa yang
membuatmu bersedih? Lapangkanlah hatimu untuk menerima setiap ketetapan-Nya,
sebagaimana perkataan seorang ulama yang sangat bagus, “Kekerdilan jiwa ibarat
segelas air yang dibubuhi garam kehidupan, serta merta air itu menjadi asin.
Akan tetapi, kebesaran jiwa ibarat telaga air tawar yang melimpah ruah airnya.
Seribu genggam garam kehidupan yang dilemparkan padanya tak berarti apa-apa.”
Semoga Allah Ta'ala
senantiasa membimbing kita untuk selalu dalam kebaikan dan kebahagiaan hidup.
www.kabarmadrasah.com
Terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.jangan lupa baca artikel :Download RPP Kelas 1 Kurikulum 2013 Revisi 2017