Kabarmadrasah.com - Ada sebuah peribahasa yang
mengatakan bahwa “lidah lebih tajam daripada pedang”.
Ya, hal itu memang benar. Allah Ta'ala memberikan
karunia lisan kepada manusia untuk berbicara. Tentu saja karunia tersebut amat
luar biasa. Namun sayangnya, banyak dari kita yang sulit mengendalikan lisan.
Sahabatku, berhati-hatilah terhadap lisan
karena sebuah ucapan bisa menjerumuskan kita ke dalam api neraka. Apabila kita
tidak mengetahui sebuah perkara dengan pasti, sebaiknya kita diam saja. Dan
janganlah kita mengucapkan perkataan yang menyakiti hati orang lain, sekalipun
itu hanya candaan. Sebab di akhirat kelak, segala apa yang kita ucapkan dengan
lisan pasti akan dimintai pertanggung jawaban.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya : “Tiada satu
ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang
selalu hadir” (QS. Qaf: 18).
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.
(QS. Al-Isra: 36)
Rasullulah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan
kita agar tak banyak bicara, kecuali berbicara untuk hal-hal yang penting,
bermanfaat ataupun untuk mengingat Allah Ta'ala.
“Janganlah kamu sekalian memperbanyak bicara selain
berzikir kepada Allah; sesungguhnya memperbanyak perkataan tanpa zikir kepada
Allah akan mengeraskan hati, dan sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya keras” (HR. Tirmidzi).
Baca Juga
“Siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia mengatakan yang baik atau
diam” (HR. Bukhari-Muslim).
Imam Al-Syafi‘i menjelaskan pula: “Apabila seseorang
ingin berbicara, hendaklah berpikir dulu. Bila jelas maslahatnya maka
berbicaralah, dan jika dia ragu maka janganlah dia berbicara hingga nampak
maslahatnya.”
Inilah beberapa keutamaan dalam menjaga lisan
1. Punya kedudukan tinggi
Keutamaan menjaga lisan yang pertama yakni
menjadikan kita sebagai seorang muslim yang berkedudukan tinggi di mata Alloh
Ta’ala. Dengan menjaga lisan kita akan terhindar dari perkataan-perkataan yang bisa berujung pada dosa.
Suatu hari Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam.
ditanya, “Siapakah Muslim yang paling utama?” Beliau menjawab,“ Orang yang bisa
menjaga lisan dan tangannya dari berbuat buruk kepada orang lain.” (HR.
Bukhari).
2. Dijanjikan surga.
Orang-orang yang mampu menjaga lisannya dari ucapan
buruk dan tidak berguna juga dijanjikan surga oleh Alloh Ta'ala. Sebagaimana
dijelaskan dalam suatu hadist:
Dari Sahl bin Sa’ad ra., Rasulullah sallallahu
alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang dapat memberi jaminan kepada aku
tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya – yakni mulut
atau lidah – serta antara kedua kakinya – yakni kemaluannya, maka saya
memberikan jaminan syurga untuknya.” (HR. Al-Bukhari)
3. Dijauhkan
dari neraka jahannam
Untuk pembicaraan yang tidak jelas maslahatnya, atau
mungkin ia tidak memiliki ilmu dalam bidang tersebut, maka sebaiknya seorang
hamba diam saja. Berbicara sesuatu yang salah atau buruk justru membuat ia
terjerumus ke dalam neraka jahannam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dibenci oleh
Allah yang dia tidak merenungi (akibatnya), maka dia terjatuh dalam neraka
Jahannam.”
(HR. Al-Bukhari)
4. Dijauhkan
dari kebinasaan.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menjelaskan
bahwa orang-orang yang berbicara tanpa berpikir dan tidak mampu menjaga
lisannya, maka ia akan binasa di akhirat. Bahkan wajahnnya akan tersungkur
dalam neraka.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau berbincang dengan Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu: “Maukah
kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabku: “ya, Rasulullah.” Maka Rasulullah memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini”. Aku
bertanya, “Wahai Rasul, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang
kami katakan?” Maka beliau bersabda, “Celaka engkau. Adakah yang menjadikan
orang menyungkurkan mukanya di dalam neraka selain ucapan lisan mereka?” (HR. Tirmidzi)
Baca Juga
5. Meningkatkan
iman.
Seseorang yang banyak diamnya dan tak suka mengumbar
ucapan yang sia-sia, biasanya ia lebih sering menghabiskan waktunya untuk
berpikir. Apabila ia berpikir tentang kebesaran Allah Ta'ala, mengingat akan
nikmat yang telah didapat, mengingat kematian, maka kadar keimanannya pun juga
akan bertambah.
Menjaga lisan termasuk dalam perbuatan yang
meningkatkan iman seseorang. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra, bahwasahnya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: *"Barangsiapa beriman
kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”*
(HR. Al-Bukhari-Muslim)
6. Amalan
sedekah yang mendatangkan pahala.
Perbuatan yang termasuk dalam menjaga lisan tidak
hanya menjauhi perkataan berdosa ataupun diam. Tetapi juga menyampaikan
kebaikan. Ketika seseorang mengucapkan sesuatu yang bermanfaat, seperti
menyampaikan ayat-ayat Al-Quran atau dengan kata lain berdakwah lewat lisan,
maka orang tersebut akan mendapatkan pahala. Perbuatannya tersebut dianggap
sebagai sedekah. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam:
"Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR.
Bukhari)
Dalam hadist lain, Rasulullah sallallahu alaihi wa
sallam juga bersabda: “Siapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan
mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya”
(HR. Muslim).
7.
Memperoleh ridha Allah Ta'ala di akhirat
Keutamaan menjaga lisan juga membuat kita memperoleh
ridha Allah Ta’ala di akhirat kelak. Insyaa Allah kita akan mendapatkan surga
dan dapat bertemu dengan Allah Ta'ala.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
*“Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang diridhoi oleh Allah
dan dia tidak menyangka akan sampai kepada apa (yang ditentukan oleh Allah),
lalu Allah mencatat keridhaan baginya pada hari dia berjumpa dengan Allah.”*
(HR At Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Imam Malik dan
Ahmad)
8. Memperoleh
keberuntungan di akhirat
Selain ditinggikan derajatnya dan memperoleh ridho
Allah Ta'ala, orang-orang yang menjaga lisannya dari perkataan dusta, akan
diberikan keberuntungan dan keselamatan di akhirat. Serta dijauhkan dari
keburukan.
Diriwayatkan oleh Khlaid bin Abi ‘Imran, bahwasahnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda serambi memegang lisannya
dalam waktu yang lama, “Semoga Allah merahmati seorang hamba, yang telah
berkata benar maka ia akan mendapatkan keberuntungan yang besar atau diam dari
keburukan maka ia akan selamat.” (HR. Ibnu Al Mubarak)
9. Menjaga lisan laksana emas
Seseorang diharuskan berpikir terlebih dahulu
sebelum berbicara. Namun apabila ia masih tak mampu berbicara baik atau
mungkin tak menguasai ilmunya, maka lebih baik ia diam.
Tindakan diam bukanlah sesuatu yang bodoh. Justru
diam itu lebih baik bagi seorang muslim. Bahkan Luqman Al Hakim mengibaratkan
diam seperi emas. Begitu sangat berharga dan bernilai bagi kita.
Wasiat Lukman Al Hakim kepada anaknya: “Anakku,
tiada penyesalan sama sekali dalam diamku. Karena sesungguhnya jika berbicara
laksana perak maka diam bagaikan emas”
Pada intinya, sebaiknya manusia berbicara perihal
kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat. Janganlah mengucapkan sesuatu yang
menyakiti hati orang lain, menghina, berlagak sok pintar, sombong atau
perkataan dusta. Apabila tidak mampu berbicara baik, maka diam bisa menjadi
pilihan tepat. Namun ingat, diam pun ada saatnya. Apabila kita melihat
keburukan maka seharusnya berbicara dan mencegah kemungkaran tersebut. Dan
apabila kita ditindas, kita juga diperbolehkan membela diri. Yang terpenting,
pikirkan terlebih dahulu kata-kata yang hendak diucapkan. Sebab perkataanmu
adalah kualitas dirimu.
Semoga kita senantiasa dijaga dari keburukan akibat ulah lisan kita, Aamiin
Sumber : dalamislam.com
Sumber : dalamislam.com
www.kabarmadrasah.com
Terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.jangan lupa baca artikel : Menyemai kader nahdhiyyah dengan Tahlil